Sabtu, 12 Maret 2016

PENGARUH BUDAYA KOREA (K-POP) TERHADAP ETIKA REMAJA DI SMA ISLAM IC BAITUL 'IZZAH NGANJUK TAHUN 2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Saat ini perkembangan zaman semakin hari semakin modern diiringi dengan  perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal tersebut diikuti dengan perkembangan media sosial dan internet yang dapat memudahkan beberapa orang mengakses informasi saling berkomunikasi, dan dapat mengetahui dunia luar tanpa berkunjung ke negara tersebut.
Tidak jarang banyak sekali anak usia dini pandai dan mahir dalam mengakses internet. Bahkan juga banyak anak di bawah umur memiliki akun-akun media soaial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya. Akun tersebut  mempermudah anak-anak usia dini atau remaja untuk mengakses dunia luar seperti gaya hidup, fashion dan salah satunya adalah budaya Korea (K-pop) yang telah mewabah di kehidupan remaja.
Belakangan ini budaya Korea atau K-pop begitu mewabah pada remaja di Indonesia termasuk remaja Nganjuk. K-pop tidak hanya soal musik, akan tetapi lebih terasosiasikan K-pop dengan semua budaya asal Korea. Seperti budaya barat dan budaya Jepang atau J-pop yang pernah menjangkit remaja Indonesia. Bukan hanya dari segi musik yang menjadikan Korea berpengaruh besar terhadap para remaja, namun terdapat juga dari sisi yang lain, seperti drama Korea, style Korea, dan lain-lain.
Sering para remaja begitu terobsesi dengan hal-hal yang berbau korea. Sehingga mereka tidak mengetahui perkembangan dunia entertaiment Indonesia, justru mereka lebih mengikuti dan antusisas dengan perkembangan dunia entertainment Korea, banyak dari mereka memilih gaya fashion ala Korea, mempelajari tulisan dan bahasa Korea tetapi tidak pernah mempelajari bahasa daerahnya sendiri. Bahkan di jejaring sosial banyak dari mereka yang mencantumkan beberapa kota di Korea Selatan sebagai kota tempat tinggal atau kota asalnya, banyak juga yang menggunakan nama Korea untuk nama jejaring sosial mereka.
Tentunya hal ini memberikan dampak bagi pembentukan mental remaja Indonesia. Para remaja seakan kehilangan jati dirinya dan lupa akan budayanya sendiri. Hal inilah yang memotivasi penulis untuk membahas kecenderungan remaja Indonesia, terutama remaja Nganjuk yang mengagumi budaya Korea (K-pop) yang menimbulkan demam dan sindrom Korea. Berdasarkan kenyataan di atas, penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Korea (K-Pop) terhadap Etika Remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk Tahun 2015“.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :
1.      Apa faktor yang menyebabkan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk mencintai budaya Korea (K-pop) ?
2.      Bagaimana pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap etika remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk ?
3.      Apa saja dampak yang ditimbulkan dari fanatisme budaya Korea (K-pop) terhadap remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk ?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk menyukai budaya Korea (K-pop).
2.      Untuk mengetahui pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap etika SMA Islam IC Baitul ‘Izzah remaja Nganjuk.
3.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari fanatisme remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk terhadap budaya Korea (K-pop).

D.    Manfaat Penelitian
1.      Kegunaan Teoritis
a.       Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu komunikasi yang berbasis pada pengembangan penelitian kajian budaya populer dan komunikasi massa.
b.      Dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis untuk tahap selanjutnya.
2.       Kegunaan Praktis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam memahami fenomena meluasnya budaya Korea (K-pop) akibat globalisasi dan cara menghadapinya melalui pemahaman-pemahaman.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang etika penggemar budaya Korea (K-pop)

E.     Hipotesis
Ada pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap etika remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk tahun 2015.

F.     Definisi Operasional
a.      Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
b.      Budaya K-pop
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
K-pop singkatan dari Korean Pop (musik pop Korea), adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan.
c.       Etika
     Etika adalah suatu cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas tentang standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori
1.      Remaja Yang Mencintai Budaya Korea (K-pop)
(Hurlock 1992) remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990:23)  remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
§  Masa remaja awal, 12 – 15 tahun
§  Masa remaha pertengahan, 15 – 18 tahun
§  Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yait masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun.
Hampir seluruh remaja mengetahui apa itu budaya Korea (K-pop) karena enak didengar dan artisnya yang sangat menarik di kalangan remaja khusunya remaja wanita. Sehingga banyak remaja yang mencintai budaya Korea (K-pop) hal itu sangat terlihat ketika remaja hafal dengan lirik lagu dan sering menyanyikan di hadapan umum, kelas ataupun tempat lainnya.
2.      Budaya K-pop yang Merajalela di Kalangan Remaja
Budaya secara harfilah berasal dari Bahasa Latin yautu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara egati (Poespowardojo 1993).  Kebudayaan diartikan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Berikut pendapat tentang kebudayaan menurut para ahli:
Menurut Edward B. Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, egat, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
M. Jacobs dan B.J. Stern mengartikan kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi egati, egative, religi, dan kesenian serta benda, yang semuanya merupakan warisan egati. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan egati gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia. Dan menurut Willian H. Haviland kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
K-pop singkatan dari Korean Pop (musik pop Korea), adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Jenis musik ini adalah jenis musik pop, banyak artis dan kelompok musik populer yang berasal dari Korea Selatan yang populer di dalam negeri dan  di mancanegara. Kegandrungan pada musik K-pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pada demam K-pop (Korean wave) diberbagai Negara, termasuk Indonesia. K-pop ada sejak tahun 1960-an yang muncul akibat pengaruh dari musik J-pop (Jepang Pop).
Menurut pengamatan dari pengamat musik Indonesia, yaitu Bens Leo. Musik Korea bangkit karena adanya pengaruh dari kebangkitan musik Jepang (J-pop), jika dalam beberapa waktu lalu musik Jepang bangkit dengan group musik masing-masing, musik Korea mengusung musik dance, hip-hop, serta unsur koreografi dan kostum yang menarik. Di sini keunggulan dalam “ketampanan dan kecantikan” juga ditonjolkan, selain kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.
Pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan. Musik pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berberda-beda, pertama adalah genre “oldies” yang dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Choi Young Pil. Genre lain yang cukup digemari adalah musik yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.
Debut penampilan kelompok Thailand boy di tahun 1992 menandakan awal mula musik pop modern di Korea yang memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno Amerika. Suksesnya kelompok tersebut diikuti oleh musik-musik yang lain. Berbegai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional seperti Super Junior yang menembus Jepang dan digemari di banyak negara. Kemudian artis-artis lainnya seperti Rain, Shinwa, dan lain-lain, dan sebagai lomba untuk menaklukkan pasar-pasar di Jepang.

3.      Perkembangan K-pop Yang Semakin Mendunia
Perkembangan K-pop dari masa ke masa selalu berubah, musik pop Korea pra-modern pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-n dan 1960-an, pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan. Musik pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah genre “oldies” yang diperngaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Young Pil. Genre lain yang cukup digemari adalah musik yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.
Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam MC Mong ITYM, Rain, Super Junior, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan luar negeri. Beberapa artis underground seperti Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mu-rae) juga memopulerkan warna musik kulit hitam tersebut. Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do Hyun Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan kecintaan terhadap negara. Musik techno memberi nuansa modern yang tidak hanya disukai di Korea saja, penyanyi Lee Jung Hyun dan Kim Hyun Joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan Jepang. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea. Musik balada Korea umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan, seperti yang dibawakan oleh Baek Ji young, KCM, L SG Wannabe, dan sebagainya. Musik balada umumnya digemari karena sering dijadikan sountrack drama-drama televisi terkenal seperti Winter Sonata, Sorry I Love You, Stairway to Heaven dan sebagainya. Berbagai artis Korea memperoleh kesuksesan di dunia internasional seperti Rain, se7en, Shingwa, Ryu Shi-won, dan sebagaiya berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar musik di Jepang. Rain tercatat sebagai artis Asia pertama yang mengadakan konser internasioanl bertajuk RAINY DAY 2005 Tour, di Madison Square Garden.

4.      Penyimpangan Sosial Akibat Meluasnya Budaya Korea (K-pop)
Perilaku penyimpang sering disebut sebagai deviasi sosial. Sementara itu, ilmu yang mempelajari tentang penyimpangan sosial disebut patologi sosial. Menyontek, membolos, dan tidak mengerjakan tugas merupakan contoh penyimpangan sosial secara sederhana. Penyimpangan sosial selalu berhubungan dengan perilaku individu atau kelompok yang bertentangan dengan nilai sosial, norma sosial, dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Jamaes W.Van Der Zanden (Human Devolopment 1977), mengartikan penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang dilakukan oleh sejumlah kelompok yang sebagian besar anggota masyarakat menganggap tindakan tersebut sebagai hal tercela di luar batas toleransi. Sedangkan Robert M.Z. Lawang (sosiolog Indonesia 1986), mengartikan penyimpangan sosial sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dalam tatanan sistem sosial. Reaksi yang muncul akibat adanya penyimpangan sosial mendorong masyarakat atau pihak lain untuk melibatkan badan-badan yang berwenang untuk dapat memperbaiki sistem dengan mengarahkan perilaku anggota masyarakat. Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier (1993) mendefinisikan perilaku menyimpang berdasarkan empat hal berikut ini.
§  Secara statistikal, menerangkan bahwa penyimpangan sosial adalah perilaku individu atau kelompok yang bertolak belakang dengan perilaku masyarakat pada umumnya.
§  Secara absolut atau mutlak, mengukur penyimpangan sosial berdasarkan pada aturan sosial yanh dianggap mutlak, jelas, dan konkert untuk mengatur sebuah masyarakat secara luas. Acuan yang digunakan untu menilai suatu tindakan adalah comformitas. Individu yang dapat menginternalisasi nilai dan norma secara baik digolongkan sebagai anggota masyarakat conform terhadap keberadaan suat aturan. Sebaliknya, individu atau kelompok dianggap menyimpang apabila bersikap nonconform terhadap peraturan dan membentuk sudut pandang individualitas saat melakukan tindakan.
§  Secara reaktif, perilaku dianggap menyimpang ketika menimbulkan reaksi dan penilaian dari orang lain. Reaksi yang muncul berfungsi sebagai bentuk kontrol sosial untuk mencegah atau mengembalikan perilaku masyarakat karena tidak sesuai dengan nilai dan norma. Kontrol sosial dilakukan dengan memberikan labelling pada tindakan seseorang.
§  Secara normatif, perilaku dianggap menyimpang apabila melanggar norma. Norma menjadi dasar tindakan yang harus dilakukan atau dijauhi oleh individu. Norma sosial berfungsi untuk menilai tindakan individu atau kelompok yang diharapkan oleh lingkungan masyarakat.

5.      Etika yang tumbuh akibat budaya Korea (K-pop)
Dari bahasa Yunani Kuno: ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan” adalah suatu cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas tentang standard an penilaian moral. Etika mencakup analisi dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika, etika normatis (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Menurut Soerganda Poerbakawatja etika ialah filsafat mengenai nilai, kesusilaan, tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia juga merupakan pengetahuan mengenai nila-nilai itu sendiri.
Dalam bahasa Indonesia kata etika kurang begitu populer dan jarang dipergunakan, istilah etika lebih sering dipergunakan dalam kalangan terpelajar. Kata yang sepadan dengan etika serta yang biasa dipergunakan di dalam masyarakat adalah susila atau kesusilaan.
Etika dalam hukum Islam merupakan bagaian dari akhlak, karena akhlak bukan hanya menyangkut perilau manusia yang bersifat perbuatan lahirnya saja. Akhlak ini mencangkup hal-hal yang lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah dan syariah.
Semenjak datangnya budaya Korea (K-pop) remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk sangat antusias dengan budaya tersebut dan hampir mengabaikan budayanya sendiri, sehingga menimbulkan etika-etika yang tidak sopan dan tidak baik di dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya seperti meniru gaya hidup, gaya bicara dan masih banyak lagi.

B.     Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Aida Setyowati (12  Januari 2014) tentang pengaruh budaya K-pop terhadap remaja Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan memakai pendekatan fenomenologi. Fenomenologi digunakan agar dapat diketahui persepsi pengaruh budaya K-pop tehadap remaja dan juga dapat diketahui dampak yang ditimbulkan budaya K-pop. Serta diketahui strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi perilaku menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak mencintai atau mengidolakan budaya K-pop secara berlebihan agar remaja indonesia tidak sampai melakukan hal-hal yang menyimpang.  Dari hasil penelitian terbukti bahwa  keberadaan budaya k-pop di Indonesia membawa dampak negatif  yang menjadikan remaja Indonesia semakin malas. Dampak-dampak tersebut antara lain menjadikan remaja Indonesia lupa waktu dan mencintai budaya orang lain dibandingkan budaya sendiri.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang pengaruh budaya Korea (k-pop) terhadap etika remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan fenomenologi kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui  angket atau kuesioner.
Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada metodelogi penelitian terdapat dalam teknik pengambilan sampel , lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi penelitian Aida Setyowati adalah di seluruh Indonesia, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada melihat dampak adanya budaya K-pop sedangkan peneliti akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk lebih mencintai budaya Korea (K-pop) daripada mencintai budaya Indonesia (musik Indonesia) dan cara pengendalian sosial agar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk tidak masuk ke dalam perilaku menyimpang seperti penyimpangan etika.









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kolektif. Yang dimaksud dengan penelitian kolektif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang penulis dapatkan antara yang satu dengan yang lain (sosiologi untuk kelas XII SMA dan MA 2013). Selain itu penulis juga menghubungkan data-data yang ada dengan kajian teori yang penulis gunakan. Dengan cara ini diharapkan penelitian penulis bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

B.     Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber sebagai berikut :
1.      Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (Sosiologi kelas XII, 2015). Data ini didapat dari observasi dan diperoleh langsung dari tiap-tiap individu yang dijadikan sampel penelitian melalui pengajuan kuesioner ataupun wawancara secara langsung dengan sebagian remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk.
2.      Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu buku, karya ilmiah dan makalah.

C.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
2.      Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, di mana subyek diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan-ungkapan pandangannya secara bebas dan sesuai harinya.
3.      Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik yang dipaki untuk memperoleh informasi melalui pengambilan gambar dari kamera, meliputi sikap, kegiatan, etika dan perilaku siswa-siswi SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk yang berhubungan dengan pengaruh budaya Korea (K-pop).
      Selain itu, peneliti juga menyebarkan angket atau kuesioner. Dengan angket, penulis dapat menyimpulkan melalui jumlah responden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah responden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama dan setiap pertanyaan itu akan saling berkaitan. Peneliti berusaha menyusun alat pengumpulan data yang bagus, sahih, dan andal. Agar pengumpulan data berjalan secara teratur, sistematis dan sukses, peneliti melakukan  langkah-langkah berikut :
1.      Menyiapkan instrumen sacara lengkap
2.      Menetapkan  sumber data  yang diperlukan
3.      Menyiapkan pelaksanaan pengumpulan data
4.      Melakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya.






D.    Teknik Pengumpulan Sampel
1.      Populasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian kolektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X. XI. XII di SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah yang terdiri atas lima kelas berjumlah 36 peserta didik.
2.      Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional sampling dan cluster sampling. Teknik ini digunakan karena populasinya terdiri atas kelompok-kelompok dan setiap kelompok jumlahnya berbeda. Pembagian sampel dari tiap-tiap kelas sebagai berikut :
Kelas X                 = 6 peserta didik
Kelas XI IPS         = 1 peserta didik
Kelas XI IPA        = 2 peserta didik
Kelas XII IPS       = 3 peserta didik
Kelas XII IPA      = 3 peserta didik
                              ________________ +
Jumlah                   = 15 peserta didik

E.     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Pertama-tama mencari data dan referensi dari buku ataupun browsing di internet dan dari wawancara sederhana yang penulis lakukan.
2.      Memastikan bahwa semua data dan kajian teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik.
3.      Menghitung jumlah data.
4.      Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memiih.
5.      Menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain juga dengan kajian teori yang ada.
6.      Menyusun laporan dalam bentuk karya tulis ini.
F.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk  tepatnya di Jl. Wilis No. 46 Nganjuk.  Perlu dijelaskan bahwa waktu yang dilaksanakan untuk penelitian ini selama kurang lebih empat bulan, mulai bulan November sampai dengan bulan Februari.
Tabel 1: Tahap penelitian
Kegiatan
Waktu
Observasi
24 November-12 Desember 2015
Menyebarkan angket
8 Februari 2016-10 Januari 2016
Penulisan laporan
12 Februari 2016-29 februari 2016



 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan data yang mendukung karya tulis ini peneliti membuat daftar pertanyaan mengenai “Pengaruh Budaya Korea (K-Pop) Terhadap Etika Remaja Di Nganjuk Tahun 2015”  yang disusun dalam angket di bawah ini dan peneliti sebarkan pada siswa SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk disertai pula hasilnya.
                                                  
A.    Pengetahuan Akan K-pop
Menurut hasil angket peneliti, didapatkan bahwa yang mengetahui apa itu K-pop secara secara pasti adalah 15 orang dari total 15 angket yang dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu K-pop, jika dimasukkan dalam persen maka 100% responden menyatakan mengetahui K-pop, sedangkan  0% tidak begitu mengetahui tentang K-pop. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah sebagian besar mengetahui secara persis apa itu K-pop.

B.     Alasan Ketertarikan Pada K-pop
      Berikut daftar alasan ketertarikan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah terhadap K-pop :
Tabel 2: Alasan Ketertarikan Siswa terhadap remaja SMA Islam IC
                 Baitul ‘Izzah terhadap K-pop
Alasan
Jumlah Responden
Presentase
Lagu yang menarik
3
20,00 %
Lagu dan wajah para artisnya
5
33,33%
Lagu dan tariannya
4
26,67 %
Wajah artisnya
1
6,67%
Wajah, tarian, dan lagu
2
13,33%
Jumlah
15
100%

      Dari 15 angket yang telah kami bagikan dan ada 15  responden yang mempunyai alasan ketertarikan pada K-pop dan 0 responden yang tidak tertarik pada K-pop. Dari ke 15 responden tersebut mayoritas memiliki alasan lagunya enak didengar dan artis Korea memiliki paras yang cantik dan tapan, serta sebagian kecil menyukai karena dance atau tarian artis-artis tersebut bawakan.
      Saat ini budaya Korea (K-pop) merupakan budaya  yang sangat mendunia  dan penyebarannya terus bertambah luas. Dari hal tersebut terdapat ratusan dampak-dampak positif maupun negatif pengguna akibat meluasnya budaya Korea. Jumlah yang besar ini menimbulkan kekhawatiran mengenai penyimpangan dan masalah social yang muncul dan berdampak terhadap perilaku, gaya hidup, terutama pada perubahan etika.
      Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjawab hal ini, namun hasil penelitian yang didapatkan pun beragam. Penelitian Aida Setyowati tahun 2014 menujukkan bahwa ada pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap perilaku remaja Indonesia. Namun, penelitian oleh Rizka Wisma Anggraini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang cukup parah pada budaya Korea (K-pop) terhadap perilaku remaja Indonesia. Hasil penelitian yang kontradiksi ini dapat dikarenakan berbedanya metode penelitian, waktu penelitian, standar yang berbeda, dan penggunaan variabel penelitian yang berbeda-beda.

C.    Pengaruh K-pop Terhadap Etika Remaja
      Berikut daftar dampak positif dan negatif yang timbul akibat budaya Korea (K-pop) :
      Tabel 3: Pengaruh K-pop terhadap etika remaja
Dampak
Jumlah Responden
Positif
5
Negatif
4
Positif dan negative
6
Jumlah
15

                                                                                        
      Jadi, persentase dari tabel di atas adalah sebagai berikut :
o  Dampak positif                         = 33,33 %
o  Dampak negatif                        = 26,67 %
o  Dampak positif dan negatif      = 40,00 %
     Melalui hasil angket yang telah peneliti sebarkan, didapat hasil bahwa dari jumlah 15 responden yang mengerti akan dampak K-pop  15 orang sedangkan 0 responden lainnya tidak memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupannya. Meskipun menyukai K-pop semua responden masih mengetahui budaya lokal (lagu nasional). Hal ini dibuktikan dengan hafalnya mereka terhadap lagu-lagu nasional.
       Deskripsi dari berdasarkan tabel berikut sebagai berikut :
1)    Dari jumlah  remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah yang diteliti, sebagian besar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah merasakan dampak positif maupun dampak negatif.
2)    Urutan dampak yang dirasakan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah yaitu dampak positif sebanyak 5 remaja, dampak negatif sebanyak 4 remaja, dan dampak postif dan negatif sebanyak 6 remaja.
3)    Dampak positif negatif dengan presentase tertinggi, yaitu 40,00 %. Adapaun dampak postif 33,33 %, dan dampak negatif 26,67 %.
Beberapa dampak positif yang ditimbulkan dari pengaruh budaya Korea (K-pop) menurut siswa-siswi SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk yaitu sebagai berikut :
1)      Dapat menjadi salah satu sarana hiburan untuk me-refresh otak dari kegiatan-kegiatan sekolah yang penat.
2)      Menambah pengetahuan tentang kebudaanyaan negara lain.
3)      Sebagai bahan pembelajaran bahasa Korea, dengan menghafalkan lirik lagu Korea.
4)      Menjadikan idolanya sebagai inspirasi dan motivasi dalam hal positif.
5)      Dapat meniru etika sopan santun yang terdapat pada budaya Korea.
Selain menimbulkan dampak positif, budaya Korea (K-pop) juga menimbulkan dampak negatif, menurut siswa-siswi SMA Islam IC Baitul ‘Izzah             Nganjuk dampak negatif yang timbul akibat budaya Korea (K-pop) adalah sebagai          berikut :
1)     Remaja jadi  malas belajar dan nilai atau prestasi menurun.
2)     Menghambur-hamburkan uang hanya untuk membeli album ataupun mendownload di internet.
3)     Lupa  waktu untuk mengerjakan tugas atau pekejaan rumahnya.
4)     Asyik sendiri,hingga kurang bersosialisasi dengan dunia luar.
5)     Lebih menyukai budaya korea dari pada budaya sendiri.
6)     Pecinta K-POP terkadang menghina negaranya sendiri hanya gara-gara mereka  menganggap K-POP hal yang utama.
7)     Bahkan rata-rata para pecinta K-POP yang mayoritasnya remaja putri, gila-gilaan  mengeluarkan uang yang jumlah tidak sedikit, hanya untuk menonton konser atau membeli pernak-pernik ala K-POP. Gawatnya lagi, beberapa remaja putri yang mulai menjadi fans fanatiknya, tidak tahu kesulitan ekonomi keluarga tetap memaksa diluar kemampuan orang tuanya.
 Dapat disimpulkan dari beberapa jawaban responden di atas bahwa ada remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah telah mengalami dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari budaya Korea (K-pop).
Etika dalam hukum Islam merupakan bagian dari akhlak, karena akhlak bukan hanya menyangkut perilaku manusia yang bersifat perbuatan lahirnya saja. Akhlak ini mencangkup hal-hal yang lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah dan syariah.
Semenjak datangnya budaya Korea (K-pop) remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk sangat antusias dengan budaya tersebut dan hampir mengabaikan budayanya sendiri, sehingga menimbulkan etika-etika yang tidak sopan dan tidak baik di dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sebagai berikut :
1)    Remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah yang demam K-pop suka teriak-teriak sendiri saat ngeliat foto terbaru artis K-pop, orang yang terkena virus K-pop sering sekali kalau lagi melihat foto terbaru artis K-pop, biasanya tidak hanya histeris, mereka juga sering menjadikan foto profil mereka di jejaring sosial.
2)    Sebagian remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah ingin tahu setiap perkembangan dan gossip artis K-pop.  Sebagai K-pop lover pasti ingin tahu berita-berita tentang selebriti K-pop. Salah satu cara untuk tahu gosip yang lagi heboh di Korea adalah lewat Internet. Biasanya selalu ada situs di internet yang update sekali tentang dunia K-pop, mau dalam Bahasa Indonesia, Inggris, Thailad, Prancis, atau yang lainya semua ada.
3)    Selalu ingin membeli barang-barang yang berhubungan dengan artis Korea, seperti : poster, baju, buku tulis dan lain-lain.
4)    K-pop lover juga sering menjadikan lagu favorit K-pop sebagai ringtone maupun nada sambung. Hal itu bisa dijadikan salah satu cara untuk menyebarkan virus K-pop kepada orang-orang disekitarnya.
5)      Tahu ungkapan ungkapan dalam Bahasa Korea. Sering mendengar lagu K-pop pastinya sudah tidak asing lagi dengan kosakata dalam Bahasa Korea misalanya, Saranghae, Oppa, Kamshahamnida, Anyeonghaseyo. Ternyata ada manfaatnya kita suka K-pop, otomatis bisa tahu kosakata Bahasa Korea lumayan untuk menambah wawasan dalam belajar.
6)      Mengoleksi segala hal tentang atribut Korea melalui online shop atau pergi ke Korea untuk menunjukkan bahwa kita Fans mereka otomatis kita ingin mengoleksi semua tentang idola kita. Mau itu lightstick, banner, cd, dan lain-lain. Tidak jarang K-pop lover memburu atributnya langsung hingga pergi ke Korea.
7)      Mendengarkan lagu  K-pop sebelum tidur. Mendengarkan lagu K-pop sebelum tidur adalah hal yang wajib bagi K-pop lover.
8)      Menjadikan foto idola K-pop di desktop background computer, Karena cintanya pada K-pop, para K-pop lover menjadikan foto idola K-pop di desktop background komputer.
9)      Rela berjam-jam menghafalkan lirik lagu terbaru K-pop, Percuma saja kalau suka lagu K-pop tetapi tidak hafal dengan liriknya.K-pop lover rela berjam-jam menghafalkan lirik lagu terbaru K-pop dari boyband atau girlband atau band favoritnya.
Dilihat dari beberapa fakta yang terjadi pada remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk, dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk sebagian besar telah mengalami perubahan etika, yang semula pendiam setelah mengetahui apa itu budaya korea dan menjadi salah satu K-pop lover mereka menjadi pribadi yang sering mengeksplorkan diri sendiri ke lingkungan sekolah ataupun ke jejaring sosial.
Remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah juga mengalami perubahan etika pada cara berbicara, yang semula berbicara hanya dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa. namun, sekarang banyak ditemukan remaja yang berbicara tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa melainkan ada unsur-unsur bahasa Korea.
Gaya berpakaian juga tampak pada remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk yang sangat meniru gaya-gaya artis Korea, seperti meniru gaya tas, sepatu, baju dan terutama menonjol pada aksesoris-aksesoris yang dikenakan artis Korea. Gaya berpakaian tersebut dapat menimbulkan permasalahan sosial di dalam keluarga yaitu, mereka terus-menerus membeli aksesoris-aksesoris yang mirip dengan apa yang dikenakan artis-artis Korea menyebabkan kemorostan pada bidang keuangan dan menciptakan remaja yang memiliki sikap komsumtif.
Dilihat dari cara belajar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk, ketika mereka belajar banyak yang memutar lagu-lagu Korea (K-pop), dengan tidak sadar belajar mereka akan terganggu karena mereka mendengarkan lagu-lagu Korea (K-pop) sekaligus ikut melafadkannya. Selain itu, biasanya ketika mendengarkan lagu-lagu Korea yang ngebeat, tangan, kaki dan sebagian anggota badan akan refleks bergoyang mengikuti irama lagu. Sehingga, fenomena tersebut akan mengganggu konsentrasi belajar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk.
Teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah teori penyimpangan sosial. Robert M.Z. Lawang (sosiolog Indonesia 1986), mengartikan penyimpangan sosial sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dalam tatanan sistem sosial. Reaksi yang muncul akibat adanya penyimpangan sosial mendorong masyarakat atau pihak lain untuk melibatkan badan-badan yang berwenang untuk dapat memperbaiki sistem dengan mengarahkan perilaku anggota masyarakat. Penyimpangan sosial selalu berhubungan dengan perilaku individu atau kelompok yang bertentangan dengan nilai sosial, norma sosial, dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat.
Berdasarkan  teori tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk mengalami tindakan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dalam tatanan sistem sosial. seperti berteriak tidak jelas saat melihat atau mendengarkan lagu K-pop, mendengarkan lagu K-pop saat jam pelajaran, rela berjam-jam menghafal lagu K-pop, dan seringkali melantunkan lagu K-pop dengan tarian K-pop dengan nada keras.


 BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa :
1.     Menurut responden alasan ketertarikan pada K-pop yaitu lagunya dan wajah artis yang menarik.
2.     Etika siswa SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk yang mencintai budaya Korea (K-pop) tidak terlalu buruk tetapi ada beberapa penyimpangan sosial yang dapat ditemukan pada siswa tersebut
3.     Dampak positif yang dirtimbulkan dari fanatisme K-pop terhadap remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah adalah dapat mengetahui budaya orang lain, sedangkan dampak negatif adalah menjadikan etika sebagian remaja SMA Islam IC aitul ‘Izzah yang semula baik menjadi tidak baik.

B.     Saran
      Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya ilmiah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.     Kita boleh saja terpengaruh dengan fenomena budaya Korea (K-pop) tetapi jangan melupakan tugas utama kita sebagai seorang pelajar dan kita harus menjaga perilaku, sopan santun dan etika kita agar kita selalu berada di jalan Allah SWT.
2.     Sebagai warga negara Indonesia kita harus tetap menghargai dan mencintai budaya dan produk dalam negeri.
3.      Sebagai pelajar, terutama sebagai generasi muda, hendaknya kita selektif dalam memilih sesuatu. Kita harus melihat sisi positif dan negatifnya.
4.      Ambillah sisi positif dari budaya-budaya buru  dan menjadikannya contoh untuk kita lakukan juga di kehidupan kita.
5.      Jika ada sisi negatifnya ambil untuk dijadikan pelajaran bukan untuk dijadikan contoh.


LAMPIRAN 1. Kuesioner

PENGARUH BUDAYA KOREA (K-POP)  TERHADAP ETIKA REMAJA SMA ISLAM IC BAITUL ‘IZZAH NGANJUK TAHUN 2015
KARYA ILMIAH
Disusun Sebagai Tugas Akhir Pembelajaran Kels XII
SMA ISLAM INSAN CENDEKIA BAITUL “IZZAH NGANJUK
Tahun Pelajaran 2015/2016


Nama   : .................................................
Kelas   : .................................................
Asal sekolah : ........................................
................................................................
 
 







I.                   Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan ada sendiri, dengan cara menyilang (X) pada pilihan jawaban yang sudah tersedia.
1)      Apakah Anda mengetahui budaya Korea (K-pop) ?
a.       Ya                              b.   Tidak                     c.   Lumayan
2)      Apakah Anda menyukai budaya Korea (K-pop) ?
a.       Ya                          b.   Tidak                     c.    Biasa
3)      Sejak umur berapa Anda mengenal budaya Kore (K-pop) ?
a.       > 5 tahun               b.   > 10 tahun             c.    > 15 tahun
4)      Berapa kali Anda mendengar atau menonton hiburan budaya Korea (K-pop) dalam satu minggu ?
a.       Tujuh         b.   Lebih dari empat   c.    Kurang dari empat
5)      Apakah budaya Korea (K-pop) berpengaruh terhadap etika Anda ?
a.       Ya                          b.   Tidak         c.    Sangat berpengaruh
6)      Etik apa yang timbul akibat pengaruh budaya Korea (K-pop) ?
a.       Baik                       b.   Buruk                    c.    Sedang
II.                Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan ada sendiri, dengan cara mengisi pada kolom jawaban yang sudah tersedia.
1)      Mengapa Anda lebih memilih budaya Korea (K-pop) dariada budaya Indonesia sendiri ataupun budya negara lain ?
Jawab : ...............................................................................................
             ...............................................................................................
             ...............................................................................................
2)      Apa yang membuat Anda tertarik pada K-pop ?
Jawab : ...............................................................................................
             ...............................................................................................
             ...............................................................................................
3)      Adakah dampak positif dan negatif setelah Anda mengetahui dan menyuki budaya Korea (K-pop) ?
Jawab : ...............................................................................................
             ...............................................................................................
             ...............................................................................................
4)      Bagaimana pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap etika Anda ? dan seperti apa ?
Jawab : ...............................................................................................
            ...............................................................................................
             ...............................................................................................
5)      Dengan menjadi seorang K-popers masih adakah budaya lokal yang anda ketahui (khusunya lagu-lagu nasional) ?
Jawab : ...............................................................................................
             ...............................................................................................
             ...............................................................................................



DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosioogi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Satandar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.
Hurlock. 1997. Remaja.
Johnson, Doyle Paul (penerjemah Robert MZ Lawang). 1986. Teori Sosiologi        
            Klasik dan Modern Jilid I & II, Jakarta : Gramedia.
Kuper, Adam (penerjemah Haris Munandar). 1996. Eksiklopedia Ilmu-Ilmu sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kusmantoro Muhammad, Hesti Jogan, Eka Yustinah. 2015. Sosiologi Kelas XII.
 Klaten: PT Intan Pariwara.
Setyowati Aida, 2014, Pengaruh Budaya K-pop Terhadap Remaja Indonesia,
             http://blog.spot.com//12/01/14//Pengaruh Budaya K-pop Terhadap
           Remaja  Indonesia, 7 Desember 2015
Trihartanta, Agung, Eko Sujatmoko. 2012. Kamus Sosiologi. Surakarta: Aksara
 Sinerga Media.