BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia merupakan negara yang
memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi se-Asia. Bahkan Indonesia
menempati peringkat kedua negara dengan keanekaragaman hayati terbesar setelah
Brasil. Menurut Simbala (2007) menyatakan di Indonesia memiliki kurang lebih
30.000 jenis tumbuhan dimana 90% dari tumbuhan tersebut memiliki khasiat obat.
Seiring dengan pesatnya populasi penduduk
berdampak pada berkurangnya lahan vegetasi tumbuhan yang digunakan untuk
permukiman penduduk. Hal tersebut berdampak pada punahnya beberapa jenis
tumbuhan yang memiliki manfaat bagi kesehatan manusia misalnya tumbuhan kelor (Moringa
aleivera) yang memiliki manfaat menurunkan kolesterol sebagai anti bakteri,
obat cacingan, kanker, diabetes, dll. Selain itu masih banyak jenis tumbuhan
yang memiliki khasiat obat yang saat ini sulit dijumpai di lingkungan
masyarakat.
Perlu adanya bentuk konservasi yang juga
melibatkan generasi muda khususnya di tingkat sekolah agar konservasi tersebut
bersifat menyeluruh dan mampu dilakukan oleh semua kalangan masyarakat bukan
hanya dinas terkait dalam proses peghijauan. Oleh karena itu penulis mempunyai strategi bentuk konservasi
dilingkungkan sekolah dengan mengadakan lomba Agustusan yang bertemakan pembuatan
taman kelas dengan obyek tanaman obat
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah implementasi lomba hias
taman kelas sebagai strategi konservasi tanaman obat di SMAI IC Baitul ‘Izzah?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui implementasi lomba has
taman kelas sebagai strategi konservasi tanaman obat di SMAI IC Baitul ‘Izzah.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat
yang didapat dari penulisan ini antara lain sebagai berikut :
1. Dapat
dijadikan sebagai strategi konservasi tanaman obat.
2. Mengenalkan
tanaman obat serta manfaatnya kepada siswa khususnya siswa SMAI IC Baitul
‘Izzah
3. Mengisi
hari kemerdekaan dengan hal – hal yang positif yang memiliki dampak jangka
panjang
4. Mengisi
kegiatan siswa saat hari non efektif
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONDISI
SAAT INI
A. Pendidikan Konservasi
Menurut UU No.
5 Tahun 1990
menyatakan konservasi sumber
daya alam hayati adalah
pengelolaan sumber daya
alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman dan nilainya. Pendidikan konservasi
adalah pendidikan yang
mengharapkan adanya perubahan
tingkah laku, sikap dan cara berpikir, terutama
yang berkaitan dengan pengelolaan
sumber daya alam
dan ekosistemnya (Setiono,
2011). Pendidikan konservasi tidak
terlepas dari pendidikan
lingkungan hidup. Kalau
kita merunut jejak sejarah
sudah dimulai sejak
abad 19 tepatnya
pada tahun 1891,
saat Wilbur Jackmann disebut
sebagai bapak studi
tentang Alam (nature study)
menerbitkan buku tentang
alam untuk sekolah,
yaitu nature study
for the common schools.
Beliau mengusulkan agar
guru lebih menekankan bertanya
daripada menjawab. Sehingga
dengan konsep, apa
ini?, kenapa bisa
seperti itu? dan lain sebagainya.
Fokus utama dari
gerakan pendidikan alam
(nature education movement)
adalah mengembangkan pemahaman
dan rasa hormat
manusia terhadap lingkungan
alami dan menanamkan
daya atau kekuatan
observasi yang akurat. Halini memberi
implikasi bahwa jika
seseorang menjadi lebih
tertarik terhadap lingkungannya, maka
akan menjadi lebih
peduli terhadap masalah-masalah lingkungan (Adisendjaja,
2007). Setiono (2011) juga
berpendapat bahwa maksud
diselenggarakannya pendidikan konservasi adalah :
1. Menyebarluaskan pengetahuan
tentang sumber daya
alam hayati dan
ekosistemnya, fungsinya untuk
kehidupan manusia, akibat
bagi manusia apabila sumber daya
alam dan ekosistemnya ini rusak.
2. Memberi pengertian
mengapa upaya konservasi
sumber daya alam
dan ekosistemnya sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup manusia.
3. Memberi
pengertian bahwa tugas konservasi sumber daya alam tidak semata-mata tugas
pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat di bidang konservasi seperti Yayasan
Pelestarian Alam dan
Kehidupan liar Indonesia
(IWF) tetapi tanggung jawab
seluruh masyarakat.
Keterampilan-keterampilan
di bawah ini harus menjadi tujuan dari pendidikan lingkungan (Swan & Stapp,
1974 dalam Adisendjaja 2007) :
1. Penggunaan informasi di luar persepsinya (extraperceptual information)
2. Kesadaran penginderaan (sensory awareness)
3. Hubungan diri sendiri dengan masyarakat
4. Berpikir ekologis
5. Pengembangan nilai dan klarifikasi
Pendidikan
konservasi ini bertujuan
untuk memperkenalkan alam
kepada masyarakat dan meningkatkan
kesadaran akan nilai
penting sumber daya
alam yang beraneka ragam
dalam sebuah ekosistem
kehidupan (Rachman, 2012). Tujuan
yang lain yaitu
untuk menumbuhkan sikap
dan cara berpikir
yang positif terhadap sumber daya
alam dan ekosistem
beserta upaya konservasinya. Dengan demikian orang
akan semakin bijaksana
dalam mengelola (termasuk memanfaatkan) sumber
daya alam, dalam
melakukan kegiatan akan
selalu berwawasan lingkungan.
B. Tanaman Obat
Tanaman obat adalah
tumbuhan yang berkhasiat
obat yaitu menghilangkan rasa sakit,
meningkatkan daya tahan
tubuh, membunuh bibit
penyakit, dan memperbaiki organ
yang rusak serta
menghambat pertumbuhan tidak
normal seperti tumor dan
kanker (Simbala, 2007).
Obat-obatan yang terbuat
dari tanaman dan
bahan alami dapat
dikelompokkan menjadi tiga
yaitu jamu, obat
herbal terstandar, dan
fitofarmaka (Aisyah, 2010) Menurut UU nomor 36 tahun2009 Obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan
tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di
masyarakat.
Efek samping obat
tradisional dari tanaman
obat-obatan relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi
kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara
penggunaan, ketepatan telaah informasi,dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional
itu sendiri (Sari, 2006). Menurut Sosrokusumo
(1989) dalam Rahayu
(2006) pengobatan tradisional adalah semua
upaya pengobatan dengan
cara lain di
luar ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan yang
berakar pada tradisi tertentu. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat
berdasar pada pengalaman dan keterampilan yang secara turun-temurun telah
diwariskan dari satu
generasi ke generasi
berikutnya (Sari, 2006). Seperti
halnya tanaman obat-obatan
yang digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian tanaman
berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak mengandung zat
aktif tertentu maka
mengandung efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.
Beberapa keunggulan penggunaan obat tradisional sebagai
berikut.
1. Harga
terjangkau
2. Efek samping
relatif kecil bahkan
ada yang sama
sekali tidak menimbulkan efek samping jika digunakan
secara tepat
3. Memperbaiki
keseluruhan sistem tubuh
4. Efektif
untuk penyakit kronis yang sulit diatasi dengan obat kimia.
5. Adanya efek
komplementer dan atau
sinergisme dalam ramuan
obat tradisional/komponen bioaktif tanaman obat.
6. Pada
satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
7. Obat tradisional
lebih sesuai untuk
penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif.
Menurut
Rosita, dkk.(1993) dalam
Hamzari (2008) peranan
pengetahuan pengobatan
dengan memanfaatkan tanaman
obat sangat penting
diketahui. Oleh karena itu
dilakukan upaya untuk melindungi, merawat dan memelihara tanaman yang berfungsi
sebagai obat tradisional
sehingga pengambilannya lebih
mudah didapatkan.
Gambar 1. Tanaman Obat
C. Kondisi Saat Ini
Siswa sekarang ini sedikit sekali yang memahami tentang
tanaman obat. Sekarang para remaja lebih mengenal obat – obatan kimia yang
dapat menyembuhkan penyakit secara cepat namun memiliki efek samping pada tubuh
dan memiliki harga yang relatif lebih mahal dari pada tanaman obat – obatan,
karena para remaja sekarang lebih suka dengan sesuatu yang instan sehingga
mereka lebih memilih menggunakan obat – obatan kimia. Lalu, secara berlahan –
lahan tumbuhan obat – obatan akan menjadi sesuatu yang asing dan di masa depan
akan dikenal sebagai tumbuhan biasa.
Di sekolah baitul ‘ izzah saat ini memiliki taman yang
hanya dihiasi dengan tanaman hias yang sebagian besar tidak dapat dimanfaatkan
dan cenderung kurang pemeliharaan sehingga taman tersebut kurang bisa memberi
manfaat jangka panjang. Oleh karena itu, kami mengadakan penulisan ini sebagai
bentuk kegiatan pengisi kemerdekaan sekaligus sebagai sarana mengenalkan
tanaman obat serta pemanfaatannya guna mendukung gerakan konservasi di
lingkungan sekolah
Gambar 2. Taman Kelas SMAI IC Baitul ‘Izzah
BAB
III
KEGIATAN
DAN ANALISIS PERMASALAHAN
A. Kegiatan
Kegiatan “Medicinal
Garden: Lomba hias taman kelas sebagai strategi konservasi tanaman obat di SMAI
IC Baitul ‘Izzah. Sebagai pengisi acara
agustusan biasanya dilakukan lomba-lomba yang berhubungan dengan fisik sepeti
panjatpinang, balap karung, kelereng, makan kerupuk dan lain sebagainya.
Diperlukannya suatu perlombaan yang memiliki tujuan dan manfaat yang
berkelanjutan dan dalam jangka panjang seperti lomba pembuatan taman hias berupa
tanaman tanaman obat yang sekaligus sebagai strategi konservasi tanaman obat
yang saat ini semakin langka. Kegiatan tersebut dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan
lomba
Mengetahui manfaat
dari berbagai tanaman obat adalah langkah yang paling mudah dilakukan sehingga
dalam hal ini menjadi langkah awal untuk kegiatan pensosialisasian kepada
siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan siswa untuk diberi
penjelasan tentang berbagai manfaat dan khasiat dari tanaman obat.
Lomba dilaksanakan
pengurus OSIS SMAI IC Baitul ‘Izzah yang telah disetujui kepala sekolah,
selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada seluruh kelas untuk mempersiapkan
keperluan-keperluan yang dibutuhkan antara lain:
a. Masing-masing
siswa membawa tanaman yang memiliki khasiat tanaman obat dengan memakai media
tanah dan menggunakan pot, bungkus-bungkus makanan, dan wadah-wadah rumah
tangga yang telah tidak digunakan.
b. Selanjutnya
masing-masing siswa menuliskan di lembar kertas mengenai khasiat tanaman
tersebut serta proses pemanfaatannya.
c. Siswa
dihimbau membawa alat-alat yang dibutuhkan dalam penanaman tanaman, meliputi
cetok, sabit, cangkul dsb.
2. Kegiatan
lomba
Kegiatan lomba dilakukan pada bulan
Agustus sebagai bentuk perlombaan memeriahkan hari kemerdekaan. Sistematika
lomba antara lain sebagai berikut:
a. Siswa
dihimbau membuat taman kelas sebagus mungkin dengan menggunakan tanaman obat
serta alat dan bahan limbah yang sudah tidak terpakai
b. Penilaian
lomba dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1) Kerapian
taman
2) Keanekaragaman
jenis tanaman
3) Kekompakan
kelas
4) Kemampuan
mempresentasikan manfaat dan proses pemanfaatan tanaman obat
Urutan kegiatan lomba
diawali dengan penataan taman, siswa terlebih dahulu membersihkan taman dari
berbagai sampah, sekaligus mengumpulkan bungkus makanan atau minuman.
Penggunaan bahan tersebut ditujukan untuk menggurangi limbah yang ada di
sekitar sekolah serta untuk menekankan bahwa pelestarian tidak selalu
membutuhkan bahan-bahan yang baru.
Tanaman yang
mempunyai khasiat sebagai tanaman obat yang telah dibawa oleh masing-masing
siswa kemudian ditanam di media tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang.
Pencampuran tanah dengan pupuk kandang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan
tanah. Siswa juga dianjurkan untuk merawat taman kelas dengan senantiasa
menjaga kebersihan taman serta menyirami tanaman 2 kali sehari pada waktu siswa
datang ke sekolah dan sebelum pulang. Langkah ini bertujuan agar tanaman
mendapat nutrisi yang cukup dengan didorong oleh pemberian pupuk secara rutin
sekali dalam satu minggu.
Disamping itu siswa
juga harus bisa menjelaskan manfaat dan cara memanfaatkan tanaman obat yang
telah ditanam baik berupa tulisan ataupun melalui presentasi.
Gambar
3. Kegiatan Lomba 1
|
Gambar
4. Kegiatan Lomba 2
|
Gambar
5. Kegiatan lomba 3
|
Gambar
6. Taman Kelas
|
3. Penilaian
Penilaian ini dilakukan dalam jangka
waktu kurang lebih 1 bulan. Penilaian ini dilakukan dengan mengamati keseharian
yang dilakukan oleh siswa dalam merawat taman kelas. Selain itu penilaian juga
diambil dari penjelasan yang telah dipaparkan oleh siswa.
4. Pemberian
penghargaan
Pemberian penghargaan berupa buku
mengenai tanaman obat dan bingkisan sebagai bentuk hadiah seraya telah menanam
dan merawat tanaman obat serta menjadi motivasi untuk terus merawat tanaman
obat, terutama di lingkungan sekolah.
B. Analisis Permasalahan
Dengan diadakannya Kegiatan “Medicinal Garden: Lomba hias
taman kelas sebagai strategi konservasi tanaman obat di SMAI IC Baitul ‘Izzah
siswa dapat mengerti arti pentingnya menanam tanaman obat serta mengambil
manfaat dari tanaman tersebut. Selain itu, siswa dapat menanam tanaman obat di
sekolah, sehingga dapat membuat suasana sekolah menjadi lebih nyaman, sejuk dan
sehat. Selain itu, tumbuhan obat yang ditanam oleh siswa dapat juga
dimanfaatkan sebagai obat-obatan oleh warga sekolah dan bagian – bagian
tubuhnya dapat digunakan sebagai bahan praktikum biologi. Karena adanya
tumbuhan obat yang ditanam oleh siswa sehingga siswa memiliki kewajiban
menyiraminya pagi sebelum kelas dimulai dan sore setelah kelas selesai. Dalam pengaruh
jangka panjangnya kegiatan ini dapat membuat para siswa menjadi lebih peduli dengan
lingkungannya dan membuat mereka lebih disiplin.
BAB IV
SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI
“Medicinal Garden” merupakan kegiatan yang dimaksudkan
untuk memperindah taman yang di sekolah
sekaligus merupakan cara untuk melakukan konservasi tanaman obat di sekolah.
Sehingga diharapkan agar dengan ini generasi selanjutnya akan sadar tentang
pentingnya tumbuhan obat – obatan dan melakukan konservasi sehingga dapat
meminimalisir kepunahan tumbuhan obat – obatan di masa kedepan. Kami pun ikut
menyumbangkan pemikiran terhadap upaya konservasi sebagai berikut :
1. Stimulus
konservasi kepada siswa di lingkungan sekolah
2. Mengenalkan
kepada remaja masa kini tentang kegunaan dan manfaat tanaman obat
3. Mengenalkan
tentang kelebihan obat-obatan tradisional dibanding dengan obat sintesis seperti
tidak memiliki efek samping, lebih sesuai dengan penyakit metabolik, harga terjangkau
dan lain-lain.
4. Mengenalkan para
remaja manfaat dari setiap bagian tenaman obat.
5. Memberi tahu para
remaja khasiat dari tanaman obat.
6. Memberi tahu para
remaja tentang cara membudidayakan dan melestarikan tanaman obat.
7. Pengkonservasian
tanaman obat yang langka sebagai strategi pemulihan sumber daya alam.
8. Mengajarkan untuk
mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang berkhasiat obat dan membedakan masing-masing
jenisnya.
Sumbangan pemikiran tersebut diharapkan dapat membuat
generasi remaja memiliki keinginan untuk mengkonservasi tanaman obat dan
membuat lingkungan lebih nyaman dan rapi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN
A.
Kesimpulan
Membangun kecintaan terhadap tanaman obat pada siswa di
SMAI IC Baitul ‘Izzah sebagai stimulus konservasi tanaman obat dengan
mengadakan kegiatan lomba agustusan yang berbeda dari biasanya yaitu dengan
mengadakan lomba taman kelas yang menanam berbagai macam tanaman obat. Dengan tumbuhnya rasa cinta terhadap tanaman obat
tanpa sadar para siwa SMAI IC Baitul ‘Izzah telah melakukan pelesatarian
terhadap tanaman obat yang mereka tanam pada taman mereka.
Dengan demikian upaya konservasi bisa terjadi
dilingkungan sekolah sehingga dapat bermanfaat bagi kelestarian flora yang ada
dan dapat mencegah kelaangkaan atau kepunahan pada suatu spesies yang ada,
konservasi ini juga bisa membuat siswa menjadi tertarik dan diharapkan mereka
bisa sadar akan kondisi lingkungan saat ini dan melakukan konservasi di daerah
tempat tinggal mereka masing – masing.
B.
Saran
Penyelesaian
Karya tulis kami masih memiliki banyak kekurangan terkait
teknis kegiatan perlombaan. Kami harapkan agar para pembaca karya tulis kami
mampu mengembangkan kegiatan perlombaan sesuai dengan ide mereka masing-masing.
Kami berharap memperoleh hasil yang maksimal dengan melakukan banyak variasi
dalam pengenalan tumbuhan obat, serta dapat membuat para remaja menjadi lebih tahu dan peduli dengan
lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjajaa. 2007. Penerapan Pendidikan Lingkungan di
Sekolah.Disampaikan pada Seminar Open Mind Jurusan Biologi FKIP,
Universitas Pasundan 221 Mei 2007. Bandung
Aisyah.D, Laksmi. L.I, Husnaa, U. 2010. Potensi
Tumbuhan Indonesia Sebagai Baan Obat Tradisional Dengan pendekatan Teknik
Pengolahan Traditional Chinese Medicine (TCM). Malang: Universitas Negeri
Malang.
Rachman. 2012. Konservasi Nilai Dan Warisan Budaya.
Indonesia Journal of Conservation. 1(1):30-39
Rahayu. M, Sunarti. S, Sulistiarini. D, Prawiroatmodjo.
S. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Tradisional Oleh Masyarakat Lokal
di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Jurnal Biodiversitas Volume 7 Nomor 3
ISSN 14 12-033x
Sari. L. O. R. K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional
dengan Pertimbangan manfaat da Keamanannya. Majalah Ilmi Kefarmasian. Vol. III,
No. 1 Universitas Jember. ISSN: 1693-9883
Setiono, D. 2011. Pendidikan Konservasi. Makalah
disajikan dalam peatihan “Pendidikan Konservasi Alam” oleh the Indonesian
Wildlife Conservation Foundation (IWF) dan Balai Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi.
Simbala. H. E. I. 2007. Keanekaragaman Floristik dan
Pemanfaatannya Sebagai Tumbuhan Obat Di Kawasan II Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone (Kabupaten Bloaang Mongondow Silawesi Utara). Disertai Sekolah
Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Seketariat Kabinet RI
Kepala Biro Hukum dan Perundang – undangan. (Online), tersedia : http:/alamendah.org., diunduh 12 September
2014
Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan. Departemen Kesehatan. (Online), tersedia : http://www.dikti.go.id., diunduh 12 September
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar