BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat
ini perkembangan zaman semakin hari semakin modern diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Hal tersebut diikuti dengan perkembangan media sosial dan internet yang dapat
memudahkan beberapa orang mengakses informasi saling berkomunikasi, dan dapat
mengetahui dunia luar tanpa berkunjung ke negara tersebut.
Tidak
jarang banyak sekali anak usia dini pandai dan mahir dalam mengakses internet.
Bahkan juga banyak anak di bawah umur memiliki akun-akun media soaial seperti
Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya. Akun tersebut mempermudah anak-anak usia dini atau remaja
untuk mengakses dunia luar seperti gaya hidup, fashion dan salah satunya adalah
budaya Korea (K-pop) yang telah mewabah di kehidupan remaja.
Belakangan
ini budaya Korea atau K-pop begitu mewabah pada remaja di Indonesia termasuk
remaja Nganjuk. K-pop tidak hanya soal musik, akan tetapi lebih terasosiasikan
K-pop dengan semua budaya asal Korea. Seperti budaya barat dan budaya Jepang
atau J-pop yang pernah menjangkit remaja Indonesia. Bukan hanya dari segi musik
yang menjadikan Korea berpengaruh besar terhadap para remaja, namun terdapat
juga dari sisi yang lain, seperti drama Korea, style Korea, dan lain-lain.
Sering
para remaja begitu terobsesi dengan hal-hal yang berbau korea. Sehingga mereka
tidak mengetahui perkembangan dunia entertaiment Indonesia, justru mereka lebih
mengikuti dan antusisas dengan perkembangan dunia entertainment Korea, banyak
dari mereka memilih gaya fashion ala Korea, mempelajari tulisan dan bahasa
Korea tetapi tidak pernah mempelajari bahasa daerahnya sendiri. Bahkan di
jejaring sosial banyak dari mereka yang mencantumkan beberapa kota di Korea
Selatan sebagai kota tempat tinggal atau kota asalnya, banyak juga yang menggunakan
nama Korea untuk nama jejaring sosial mereka.
Tentunya
hal ini memberikan dampak bagi pembentukan mental remaja Indonesia. Para remaja
seakan kehilangan jati dirinya dan lupa akan budayanya sendiri. Hal inilah yang
memotivasi penulis untuk membahas kecenderungan remaja Indonesia, terutama remaja Nganjuk yang mengagumi budaya Korea
(K-pop) yang menimbulkan demam dan sindrom Korea. Berdasarkan kenyataan di
atas, penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Korea
(K-Pop) terhadap Etika Remaja SMA
Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk Tahun 2015“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah, maka yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apa
faktor yang menyebabkan remaja SMA
Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk mencintai budaya Korea (K-pop) ?
2. Bagaimana
pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap etika remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk ?
3. Apa
saja dampak yang ditimbulkan dari fanatisme budaya Korea (K-pop) terhadap
remaja SMA Islam IC
Baitul ‘Izzah Nganjuk ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk menyukai
budaya Korea (K-pop).
2.
Untuk mengetahui
pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap etika SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
remaja Nganjuk.
3.
Untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari fanatisme remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
Nganjuk terhadap budaya Korea (K-pop).
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan
Teoritis
a. Memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu komunikasi
yang berbasis pada pengembangan penelitian kajian budaya populer dan komunikasi
massa.
b. Dapat
digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis untuk tahap selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam memahami fenomena meluasnya budaya
Korea (K-pop) akibat globalisasi dan cara menghadapinya melalui
pemahaman-pemahaman.
b. Penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang etika penggemar budaya Korea
(K-pop)
E. Hipotesis
Ada pengaruh
budaya Korea (K-pop) terhadap etika remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
Nganjuk tahun 2015.
F. Definisi Operasional
a. Remaja
Remaja
adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
b. Budaya
K-pop
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
K-pop singkatan
dari Korean Pop (musik pop Korea), adalah jenis musik populer yang berasal dari
Korea Selatan.
c.
Etika
Etika adalah suatu
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas tentang standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Remaja
Yang Mencintai Budaya Korea (K-pop)
(Hurlock
1992) remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Remaja memiliki
tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan
anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Sedangkan
menurut Zakiah Darajat (1990:23) remaja
adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini
anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
§ Masa
remaja awal, 12 – 15 tahun
§ Masa
remaha pertengahan, 15 – 18 tahun
§ Masa
remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yait
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun.
Hampir
seluruh remaja mengetahui apa itu budaya Korea (K-pop) karena enak didengar dan
artisnya yang sangat menarik di kalangan remaja khusunya remaja wanita.
Sehingga banyak remaja yang mencintai budaya Korea (K-pop) hal itu sangat
terlihat ketika remaja hafal dengan lirik lagu dan sering menyanyikan di
hadapan umum, kelas ataupun tempat lainnya.
2. Budaya
K-pop yang Merajalela di Kalangan Remaja
Budaya
secara harfilah berasal dari Bahasa Latin yautu Colere yang memiliki arti
mengerjakan tanah, mengolah, memelihara egati (Poespowardojo 1993). Kebudayaan
diartikan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Berikut pendapat
tentang kebudayaan menurut para ahli:
Menurut
Edward B. Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, egat, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
M.
Jacobs dan B.J. Stern mengartikan kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi
bentuk teknologi egati, egative, religi, dan kesenian serta benda, yang semuanya
merupakan warisan egati. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan
egati gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia.
Sedangkan
menurut Ki Hajar Dewantara kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia. Dan menurut Willian H. Haviland
kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua
masyarakat.
K-pop
singkatan dari Korean Pop (musik pop Korea), adalah jenis musik populer yang
berasal dari Korea Selatan. Jenis musik ini adalah jenis musik pop, banyak
artis dan kelompok musik populer yang berasal dari Korea Selatan yang populer
di dalam negeri dan di mancanegara.
Kegandrungan pada musik K-pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pada
demam K-pop (Korean wave) diberbagai Negara, termasuk Indonesia. K-pop ada
sejak tahun 1960-an yang muncul akibat pengaruh dari musik J-pop (Jepang Pop).
Menurut
pengamatan dari pengamat musik Indonesia, yaitu Bens Leo. Musik Korea bangkit
karena adanya pengaruh dari kebangkitan musik Jepang (J-pop), jika dalam
beberapa waktu lalu musik Jepang bangkit dengan group musik masing-masing,
musik Korea mengusung musik dance, hip-hop, serta unsur koreografi dan kostum
yang menarik. Di sini keunggulan dalam “ketampanan dan kecantikan” juga
ditonjolkan, selain kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.
Pengaruh
musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukan musik yang diadakan
oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan. Musik pop Korea awalnya
terbagi menjadi genre yang berberda-beda, pertama adalah genre “oldies” yang
dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock
diperkenalkan dengan pionirnya adalah Choi Young Pil. Genre lain yang cukup
digemari adalah musik yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.
Debut
penampilan kelompok Thailand boy di tahun 1992 menandakan awal mula musik pop
modern di Korea yang memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno
Amerika. Suksesnya kelompok tersebut diikuti oleh musik-musik yang lain.
Berbegai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional seperti Super
Junior yang menembus Jepang dan digemari di banyak negara. Kemudian artis-artis
lainnya seperti Rain, Shinwa, dan lain-lain, dan sebagai lomba untuk
menaklukkan pasar-pasar di Jepang.
3. Perkembangan
K-pop Yang Semakin Mendunia
Perkembangan
K-pop dari masa ke masa selalu berubah, musik pop Korea pra-modern pertama kali
muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut
memengaruhi unsur-unsur awal musik pop Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga
membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti
perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-n dan 1960-an,
pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukan musik yang
diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan. Musik pop
Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah genre
“oldies” yang diperngaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun
1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Young Pil. Genre
lain yang cukup digemari adalah musik yang dipengaruhi gaya musik enka dari
Jepang.
Pada
tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan. Aliran musik
R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam MC
Mong ITYM, Rain, Super Junior, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan luar
negeri. Beberapa artis underground seperti Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mu-rae)
juga memopulerkan warna musik kulit hitam tersebut. Musik rock masih tetap
digemari di Korea ditambah dengan kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do
Hyun Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan kecintaan
terhadap negara. Musik techno memberi nuansa modern yang tidak hanya disukai di
Korea saja, penyanyi Lee Jung Hyun dan Kim Hyun Joong bahkan mendapat pengakuan
di Cina dan Jepang. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea.
Musik balada Korea umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan, seperti yang dibawakan oleh Baek Ji
young, KCM, L SG Wannabe, dan sebagainya. Musik balada umumnya digemari karena
sering dijadikan sountrack drama-drama televisi terkenal seperti Winter Sonata,
Sorry I Love
You, Stairway to Heaven dan sebagainya. Berbagai artis Korea memperoleh
kesuksesan di dunia internasional seperti Rain, se7en, Shingwa, Ryu Shi-won,
dan sebagaiya berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar musik di Jepang. Rain
tercatat sebagai artis Asia pertama yang mengadakan konser internasioanl
bertajuk RAINY DAY 2005 Tour, di Madison Square Garden.
4. Penyimpangan
Sosial Akibat
Meluasnya Budaya Korea (K-pop)
Perilaku
penyimpang sering disebut sebagai deviasi sosial. Sementara itu, ilmu yang
mempelajari tentang penyimpangan sosial disebut patologi sosial. Menyontek,
membolos, dan tidak mengerjakan tugas merupakan contoh penyimpangan sosial
secara sederhana. Penyimpangan sosial selalu berhubungan dengan perilaku
individu atau kelompok yang bertentangan dengan nilai sosial, norma sosial, dan
peraturan yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut
Jamaes W.Van Der Zanden (Human Devolopment 1977), mengartikan penyimpangan
sosial sebagai perbuatan yang dilakukan oleh sejumlah kelompok yang sebagian besar anggota masyarakat
menganggap tindakan tersebut sebagai hal tercela di luar batas toleransi.
Sedangkan Robert
M.Z. Lawang (sosiolog Indonesia 1986), mengartikan penyimpangan sosial sebagai
tindakan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dalam tatanan sistem sosial.
Reaksi yang muncul akibat adanya penyimpangan sosial mendorong masyarakat atau
pihak lain untuk melibatkan badan-badan yang berwenang untuk dapat memperbaiki sistem dengan mengarahkan perilaku anggota
masyarakat. Marshall
B. Clinard dan Robert F. Meier (1993) mendefinisikan perilaku menyimpang
berdasarkan empat hal berikut ini.
§ Secara
statistikal, menerangkan bahwa penyimpangan sosial adalah perilaku individu
atau kelompok yang bertolak belakang dengan perilaku masyarakat pada umumnya.
§ Secara
absolut atau mutlak, mengukur penyimpangan sosial berdasarkan pada aturan
sosial yanh dianggap mutlak, jelas, dan konkert untuk mengatur sebuah
masyarakat secara luas. Acuan yang digunakan untu menilai suatu tindakan adalah
comformitas. Individu yang dapat menginternalisasi nilai dan norma secara baik
digolongkan sebagai anggota masyarakat conform
terhadap keberadaan suat aturan. Sebaliknya, individu atau kelompok dianggap
menyimpang apabila bersikap nonconform
terhadap peraturan dan membentuk sudut pandang individualitas saat melakukan
tindakan.
§ Secara
reaktif, perilaku dianggap menyimpang ketika menimbulkan reaksi dan penilaian
dari orang lain. Reaksi yang muncul berfungsi sebagai bentuk kontrol sosial
untuk mencegah atau mengembalikan perilaku masyarakat karena tidak sesuai
dengan nilai dan norma. Kontrol sosial dilakukan dengan memberikan labelling pada tindakan seseorang.
§ Secara
normatif, perilaku dianggap menyimpang apabila melanggar norma. Norma menjadi
dasar tindakan yang harus dilakukan atau dijauhi oleh individu. Norma sosial
berfungsi untuk menilai tindakan individu atau kelompok yang diharapkan oleh
lingkungan masyarakat.
5. Etika
yang tumbuh akibat budaya Korea (K-pop)
Dari
bahasa Yunani
Kuno: ‘ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan”
adalah suatu cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas tentang standard an
penilaian moral. Etika mencakup analisi dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus
(abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika
dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena
pendapat etis tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah
diperlukan etika, untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara
metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang
meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika
terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika, etika
normatis (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan
nilai-nilai etika).
Menurut
Soerganda Poerbakawatja etika ialah filsafat mengenai nilai, kesusilaan,
tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia juga
merupakan pengetahuan mengenai nila-nilai itu sendiri.
Dalam
bahasa Indonesia kata etika kurang begitu populer dan jarang dipergunakan, istilah etika lebih sering
dipergunakan dalam kalangan
terpelajar. Kata yang sepadan dengan
etika serta yang biasa dipergunakan di dalam masyarakat adalah susila atau
kesusilaan.
Etika
dalam hukum Islam merupakan bagaian dari akhlak, karena akhlak bukan hanya
menyangkut perilau manusia yang bersifat perbuatan lahirnya saja. Akhlak ini
mencangkup hal-hal yang lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah dan
syariah.
Semenjak
datangnya budaya Korea (K-pop) remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk sangat antusias dengan
budaya tersebut dan hampir mengabaikan budayanya sendiri, sehingga menimbulkan
etika-etika yang tidak sopan dan tidak baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
Contohnya seperti meniru gaya hidup, gaya bicara dan masih banyak lagi.
B. Penelitian yang
Relevan
Hasil penelitian relevan sebelumnya
yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Aida
Setyowati (12 Januari 2014) tentang
pengaruh budaya K-pop terhadap remaja Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan memakai pendekatan
fenomenologi. Fenomenologi digunakan agar dapat diketahui persepsi pengaruh
budaya K-pop tehadap
remaja dan juga dapat diketahui dampak yang ditimbulkan budaya K-pop. Serta
diketahui strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi perilaku
menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak mencintai atau
mengidolakan budaya K-pop secara
berlebihan agar remaja indonesia tidak sampai melakukan hal-hal yang
menyimpang. Dari hasil penelitian terbukti bahwa keberadaan budaya k-pop di Indonesia membawa
dampak negatif yang menjadikan remaja
Indonesia semakin malas. Dampak-dampak tersebut antara lain menjadikan remaja
Indonesia lupa waktu dan mencintai budaya orang lain dibandingkan budaya
sendiri.
Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang pengaruh budaya
Korea (k-pop) terhadap etika remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan
fenomenologi kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui angket atau kuesioner.
Perbedaannya dalam penelitian ini
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada metodelogi
penelitian terdapat dalam teknik pengambilan sampel , lokasi dan bidang kajiannya.
Lokasi penelitian Aida Setyowati adalah di seluruh Indonesia, sedangkan penelitian
yang akan dilakukan peneliti berada di SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
Nganjuk.
Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian yang
sudah ada melihat dampak adanya budaya K-pop
sedangkan peneliti akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
Nganjuk
lebih mencintai budaya Korea (K-pop) daripada
mencintai budaya Indonesia (musik Indonesia) dan cara pengendalian sosial agar
remaja SMA Islam IC
Baitul ‘Izzah Nganjuk tidak masuk ke dalam
perilaku menyimpang seperti penyimpangan etika.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kolektif. Yang dimaksud
dengan penelitian kolektif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang
penulis dapatkan antara yang satu dengan yang lain
(sosiologi untuk kelas XII SMA dan MA 2013). Selain itu penulis juga
menghubungkan data-data yang ada dengan kajian teori yang penulis gunakan. Dengan cara ini diharapkan penelitian penulis bisa menjadi penelitian yang benar
dan tepat.
B.
Sumber Data
Data
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber sebagai berikut :
1.
Data
primer
Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (Sosiologi
kelas XII, 2015). Data ini didapat dari observasi dan diperoleh langsung dari
tiap-tiap individu yang dijadikan sampel penelitian melalui pengajuan kuesioner
ataupun wawancara secara langsung dengan sebagian remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk.
2.
Data
sekunder
Data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu buku,
karya ilmiah dan makalah.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi dalam
penelitian ini dilakukan oleh peneliti. Observasi dalam penelitian ini adalah
observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara
langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur
karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, di mana subyek
diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan-ungkapan
pandangannya secara bebas dan sesuai harinya.
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik yang dipaki
untuk memperoleh informasi melalui pengambilan gambar dari kamera, meliputi
sikap, kegiatan, etika dan perilaku siswa-siswi SMA Islam Insan Cendekia Baitul
‘Izzah Nganjuk yang berhubungan dengan pengaruh budaya Korea (K-pop).
Selain itu, peneliti juga menyebarkan angket
atau kuesioner. Dengan angket, penulis dapat menyimpulkan melalui jumlah responden
yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah responden yang
menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama dan setiap pertanyaan
itu akan saling berkaitan. Peneliti berusaha menyusun alat pengumpulan data
yang bagus, sahih, dan andal. Agar pengumpulan data berjalan secara teratur, sistematis dan sukses, peneliti
melakukan langkah-langkah berikut :
1. Menyiapkan instrumen sacara lengkap
2. Menetapkan sumber data yang diperlukan
3. Menyiapkan pelaksanaan pengumpulan data
4. Melakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
D. Teknik Pengumpulan Sampel
1.
Populasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian kolektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X. XI. XII di
SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah yang terdiri atas lima kelas berjumlah 36 peserta didik.
2.
Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik proportional sampling
dan cluster sampling. Teknik ini
digunakan karena populasinya terdiri atas kelompok-kelompok dan setiap kelompok
jumlahnya berbeda. Pembagian sampel dari tiap-tiap kelas sebagai berikut :
Kelas X = 6 peserta didik
Kelas XI IPS = 1 peserta didik
Kelas XI IPA = 2 peserta didik
Kelas XII IPS = 3 peserta didik
Kelas XII IPA = 3 peserta didik
________________
+
Jumlah = 15 peserta
didik
E.
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pertama-tama mencari data dan referensi dari buku ataupun browsing
di internet dan dari wawancara sederhana yang penulis lakukan.
2. Memastikan bahwa semua data dan kajian teori yang diperlukan telah
diperoleh dengan baik.
3. Menghitung jumlah data.
4. Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket
berdasarkan jumlah responden yang memiih.
5. Menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain juga dengan
kajian teori yang ada.
6. Menyusun laporan dalam bentuk karya
tulis ini.
F.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk tepatnya di Jl. Wilis No. 46 Nganjuk. Perlu dijelaskan bahwa
waktu yang dilaksanakan untuk penelitian ini selama kurang
lebih empat bulan, mulai bulan November sampai dengan bulan
Februari.
Tabel
1: Tahap penelitian
Kegiatan
|
Waktu
|
Observasi
|
24 November-12 Desember 2015
|
Menyebarkan angket
|
8 Februari 2016-10 Januari 2016
|
Penulisan laporan
|
12 Februari 2016-29 februari 2016
|
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan data yang
mendukung karya tulis ini peneliti membuat
daftar pertanyaan mengenai “Pengaruh
Budaya Korea (K-Pop) Terhadap Etika Remaja Di
Nganjuk Tahun 2015” yang disusun dalam angket di bawah ini dan peneliti sebarkan pada siswa SMA Islam IC
Baitul ‘Izzah Nganjuk disertai pula hasilnya.
A.
Pengetahuan Akan K-pop
Menurut hasil angket peneliti, didapatkan bahwa yang mengetahui apa itu
K-pop secara secara pasti adalah 15 orang dari total 15 angket yang dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu
K-pop, jika dimasukkan dalam persen maka 100% responden menyatakan mengetahui
K-pop, sedangkan 0% tidak begitu mengetahui tentang K-pop. Hasil ini
menunjukkan bahwa siswa SMA Islam Insan
Cendekia Baitul ‘Izzah sebagian besar mengetahui secara persis apa itu K-pop.
B. Alasan Ketertarikan Pada K-pop
Berikut daftar alasan ketertarikan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
terhadap K-pop :
Tabel 2: Alasan Ketertarikan Siswa terhadap remaja SMA Islam IC
Baitul
‘Izzah terhadap K-pop
Alasan
|
Jumlah Responden
|
Presentase
|
Lagu yang menarik
|
3
|
20,00 %
|
Lagu dan wajah para artisnya
|
5
|
33,33%
|
Lagu dan tariannya
|
4
|
26,67 %
|
Wajah artisnya
|
1
|
6,67%
|
Wajah, tarian, dan lagu
|
2
|
13,33%
|
Jumlah
|
15
|
100%
|
Dari 15
angket yang telah kami bagikan dan ada 15
responden yang mempunyai alasan ketertarikan pada K-pop dan 0 responden
yang tidak tertarik pada K-pop. Dari ke 15 responden tersebut mayoritas
memiliki alasan lagunya enak didengar dan artis Korea memiliki paras yang
cantik dan tapan, serta sebagian kecil menyukai karena dance atau tarian
artis-artis tersebut bawakan.
Saat ini budaya Korea (K-pop) merupakan budaya yang sangat mendunia dan penyebarannya terus bertambah luas. Dari hal tersebut terdapat ratusan dampak-dampak positif maupun negatif pengguna akibat meluasnya budaya Korea. Jumlah yang besar ini menimbulkan
kekhawatiran mengenai penyimpangan
dan masalah social yang muncul dan berdampak terhadap perilaku, gaya hidup, terutama pada
perubahan etika.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
menjawab hal ini, namun hasil penelitian yang didapatkan pun beragam.
Penelitian Aida Setyowati tahun 2014 menujukkan bahwa ada
pengaruh budaya Korea (K-pop) terhadap perilaku remaja Indonesia. Namun, penelitian
oleh Rizka Wisma Anggraini menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang cukup parah pada budaya Korea (K-pop) terhadap perilaku
remaja Indonesia. Hasil penelitian yang kontradiksi ini dapat
dikarenakan berbedanya metode penelitian, waktu penelitian, standar yang
berbeda, dan penggunaan variabel penelitian yang berbeda-beda.
C. Pengaruh K-pop Terhadap Etika Remaja
Berikut daftar dampak positif dan negatif yang timbul akibat budaya Korea
(K-pop) :
Tabel 3: Pengaruh K-pop terhadap etika
remaja
Dampak
|
Jumlah
Responden
|
Positif
|
5
|
Negatif
|
4
|
Positif dan negative
|
6
|
Jumlah
|
15
|
Jadi,
persentase dari tabel di atas adalah sebagai berikut :
o
Dampak positif
= 33,33 %
o
Dampak negatif
= 26,67 %
o
Dampak positif dan negatif
= 40,00 %
Melalui hasil angket yang telah
peneliti sebarkan, didapat hasil bahwa dari jumlah 15 responden yang mengerti
akan dampak K-pop 15 orang sedangkan 0 responden lainnya tidak memiliki
dampak positif dan negatif dalam kehidupannya. Meskipun menyukai K-pop semua
responden masih mengetahui budaya lokal (lagu nasional). Hal ini dibuktikan dengan hafalnya mereka terhadap lagu-lagu nasional.
Deskripsi
dari berdasarkan tabel berikut sebagai berikut :
1) Dari
jumlah remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
yang diteliti, sebagian besar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah merasakan
dampak positif maupun dampak negatif.
2) Urutan
dampak yang dirasakan remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah yaitu dampak positif
sebanyak 5 remaja, dampak negatif sebanyak 4 remaja, dan dampak postif dan
negatif sebanyak 6 remaja.
3) Dampak
positif negatif dengan presentase tertinggi, yaitu 40,00 %. Adapaun dampak
postif 33,33 %, dan dampak negatif 26,67 %.
Beberapa dampak positif yang
ditimbulkan dari pengaruh budaya Korea (K-pop) menurut siswa-siswi SMA Islam IC
Baitul ‘Izzah Nganjuk yaitu sebagai berikut :
1)
Dapat menjadi salah satu sarana
hiburan untuk me-refresh otak dari kegiatan-kegiatan sekolah yang penat.
2)
Menambah pengetahuan tentang
kebudaanyaan negara lain.
3)
Sebagai bahan pembelajaran bahasa
Korea, dengan menghafalkan lirik lagu Korea.
4)
Menjadikan idolanya sebagai
inspirasi dan motivasi dalam hal positif.
5)
Dapat meniru etika sopan santun yang
terdapat pada budaya Korea.
Selain menimbulkan dampak positif, budaya Korea (K-pop) juga menimbulkan
dampak negatif, menurut siswa-siswi SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk dampak negatif yang timbul
akibat budaya Korea (K-pop) adalah sebagai berikut
:
1)
Remaja jadi malas belajar dan
nilai atau prestasi menurun.
2)
Menghambur-hamburkan uang hanya
untuk membeli album ataupun mendownload di internet.
3)
Lupa waktu untuk mengerjakan
tugas atau pekejaan rumahnya.
4)
Asyik sendiri,hingga kurang
bersosialisasi dengan dunia luar.
5)
Lebih menyukai budaya korea dari
pada budaya sendiri.
6)
Pecinta K-POP terkadang menghina
negaranya sendiri hanya gara-gara mereka menganggap K-POP hal yang utama.
7)
Bahkan rata-rata para pecinta K-POP
yang mayoritasnya remaja putri, gila-gilaan mengeluarkan uang yang jumlah
tidak sedikit, hanya untuk menonton konser atau membeli pernak-pernik ala K-POP.
Gawatnya lagi, beberapa remaja putri yang mulai menjadi fans fanatiknya, tidak
tahu kesulitan ekonomi keluarga tetap memaksa diluar kemampuan orang tuanya.
Dapat
disimpulkan dari beberapa jawaban responden di atas bahwa ada remaja SMA Islam
IC Baitul ‘Izzah telah mengalami dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan
dari budaya Korea (K-pop).
Etika dalam hukum Islam merupakan bagian dari
akhlak, karena akhlak bukan hanya menyangkut perilaku manusia yang bersifat
perbuatan lahirnya saja. Akhlak ini mencangkup hal-hal yang lebih luas, yaitu
meliputi bidang akidah, ibadah dan syariah.
Semenjak datangnya budaya Korea (K-pop) remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah
Nganjuk
sangat antusias dengan budaya tersebut dan hampir mengabaikan budayanya
sendiri, sehingga menimbulkan etika-etika yang tidak sopan dan tidak baik di
dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sebagai berikut :
1)
Remaja SMA Islam
IC Baitul ‘Izzah yang demam K-pop suka teriak-teriak sendiri saat ngeliat foto
terbaru artis K-pop, orang yang terkena virus K-pop sering sekali kalau lagi
melihat foto terbaru artis K-pop, biasanya tidak hanya histeris, mereka juga
sering menjadikan foto profil mereka di jejaring sosial.
2)
Sebagian remaja
SMA Islam IC Baitul ‘Izzah ingin tahu setiap perkembangan dan gossip artis
K-pop. Sebagai K-pop lover pasti ingin tahu
berita-berita tentang selebriti K-pop. Salah satu cara untuk tahu gosip yang
lagi heboh di Korea adalah lewat Internet. Biasanya selalu ada situs di
internet yang
update sekali tentang dunia K-pop, mau dalam Bahasa Indonesia, Inggris,
Thailad, Prancis, atau yang lainya semua ada.
3)
Selalu ingin
membeli barang-barang yang berhubungan dengan artis Korea, seperti : poster,
baju, buku tulis dan lain-lain.
4)
K-pop lover juga sering menjadikan lagu favorit K-pop
sebagai ringtone maupun nada sambung. Hal itu bisa dijadikan salah satu cara
untuk menyebarkan virus K-pop kepada orang-orang disekitarnya.
5) Tahu ungkapan
ungkapan dalam Bahasa Korea. Sering mendengar lagu K-pop pastinya sudah tidak asing
lagi dengan kosakata dalam Bahasa Korea misalanya,
Saranghae, Oppa, Kamshahamnida, Anyeonghaseyo.
Ternyata ada manfaatnya kita
suka K-pop, otomatis bisa tahu kosakata Bahasa Korea lumayan untuk menambah
wawasan dalam belajar.
6) Mengoleksi
segala hal tentang atribut Korea melalui online shop atau pergi ke Korea
untuk menunjukkan bahwa kita Fans mereka otomatis kita ingin
mengoleksi semua tentang idola kita. Mau itu lightstick, banner, cd, dan lain-lain.
Tidak jarang K-pop lover memburu
atributnya langsung hingga pergi ke Korea.
7) Mendengarkan
lagu K-pop sebelum tidur. Mendengarkan lagu K-pop sebelum tidur adalah hal yang
wajib bagi K-pop lover.
8) Menjadikan foto
idola K-pop di desktop background computer, Karena cintanya pada K-pop, para K-pop lover
menjadikan foto idola K-pop di desktop background komputer.
9) Rela berjam-jam
menghafalkan lirik lagu terbaru K-pop, Percuma saja kalau suka lagu K-pop tetapi tidak hafal
dengan liriknya.K-pop lover rela berjam-jam menghafalkan lirik lagu terbaru
K-pop dari boyband atau girlband atau band favoritnya.
Dilihat dari beberapa fakta yang terjadi pada remaja
SMA Islam IC
Baitul ‘Izzah Nganjuk, dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa remaja SMA
Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk sebagian besar telah mengalami perubahan etika,
yang semula pendiam setelah mengetahui apa itu budaya korea dan menjadi salah
satu K-pop lover mereka menjadi pribadi yang sering mengeksplorkan diri sendiri
ke lingkungan sekolah ataupun ke jejaring sosial.
Remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah juga mengalami perubahan etika pada cara
berbicara, yang semula berbicara hanya dengan bahasa Indonesia maupun bahasa
Jawa. namun, sekarang banyak ditemukan remaja yang berbicara tidak hanya
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa melainkan ada unsur-unsur bahasa
Korea.
Gaya berpakaian juga tampak pada remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk
yang sangat meniru gaya-gaya artis Korea, seperti meniru gaya tas, sepatu, baju
dan terutama menonjol pada aksesoris-aksesoris yang dikenakan artis Korea. Gaya
berpakaian tersebut dapat menimbulkan permasalahan sosial di dalam keluarga
yaitu, mereka terus-menerus membeli aksesoris-aksesoris yang mirip dengan apa
yang dikenakan artis-artis Korea menyebabkan kemorostan pada bidang keuangan
dan menciptakan remaja yang memiliki sikap komsumtif.
Dilihat dari cara belajar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk, ketika
mereka belajar banyak yang memutar lagu-lagu Korea (K-pop), dengan tidak sadar
belajar mereka akan terganggu karena mereka mendengarkan lagu-lagu Korea
(K-pop) sekaligus ikut melafadkannya. Selain itu, biasanya ketika mendengarkan
lagu-lagu Korea yang ngebeat, tangan, kaki dan sebagian anggota badan
akan refleks bergoyang mengikuti irama lagu. Sehingga, fenomena tersebut akan
mengganggu konsentrasi belajar remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk.
Teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah teori
penyimpangan sosial. Robert M.Z. Lawang (sosiolog Indonesia 1986), mengartikan
penyimpangan sosial sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat
dalam tatanan sistem sosial. Reaksi yang muncul akibat adanya penyimpangan
sosial mendorong masyarakat atau pihak lain untuk melibatkan badan-badan yang
berwenang untuk
dapat memperbaiki sistem dengan
mengarahkan perilaku anggota masyarakat. Penyimpangan sosial selalu berhubungan
dengan perilaku individu atau kelompok yang bertentangan dengan nilai sosial,
norma sosial, dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat.
Berdasarkan teori tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sebagian
remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah Nganjuk mengalami tindakan yang tidak sesuai
dengan norma masyarakat dalam tatanan sistem sosial. seperti berteriak tidak
jelas saat melihat atau mendengarkan lagu K-pop, mendengarkan lagu K-pop saat
jam pelajaran, rela berjam-jam
menghafal lagu K-pop, dan seringkali melantunkan lagu K-pop dengan tarian K-pop
dengan nada keras.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa :
1.
Menurut
responden alasan ketertarikan pada K-pop yaitu lagunya dan wajah artis yang
menarik.
2.
Etika siswa
SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk yang mencintai budaya Korea
(K-pop) tidak terlalu buruk tetapi ada beberapa penyimpangan sosial yang dapat
ditemukan pada siswa tersebut
3.
Dampak positif yang dirtimbulkan
dari fanatisme K-pop terhadap remaja SMA Islam IC Baitul ‘Izzah adalah dapat
mengetahui budaya orang lain, sedangkan dampak negatif adalah menjadikan etika
sebagian remaja SMA Islam IC aitul ‘Izzah yang semula baik menjadi tidak baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya ilmiah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Kita boleh
saja terpengaruh dengan fenomena budaya Korea (K-pop) tetapi jangan melupakan
tugas utama kita sebagai seorang pelajar dan kita harus menjaga perilaku, sopan
santun dan etika kita agar kita selalu berada di jalan Allah SWT.
2.
Sebagai
warga negara Indonesia kita harus tetap menghargai dan mencintai budaya dan
produk dalam negeri.
3.
Sebagai pelajar, terutama sebagai
generasi muda, hendaknya kita selektif dalam memilih sesuatu. Kita harus melihat
sisi positif dan negatifnya.
4.
Ambillah sisi positif dari budaya-budaya buru dan menjadikannya contoh untuk kita
lakukan juga di kehidupan kita.
5.
Jika ada sisi negatifnya ambil untuk dijadikan pelajaran bukan untuk
dijadikan contoh.
LAMPIRAN 1.
Kuesioner
PENGARUH BUDAYA KOREA
(K-POP) TERHADAP ETIKA REMAJA SMA ISLAM IC BAITUL ‘IZZAH NGANJUK
TAHUN 2015
KARYA ILMIAH
Disusun Sebagai Tugas
Akhir Pembelajaran Kels XII
SMA ISLAM INSAN
CENDEKIA BAITUL “IZZAH NGANJUK
Tahun Pelajaran 2015/2016
Tahun Pelajaran 2015/2016
|
I.
Jawablah
pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan ada sendiri, dengan cara menyilang (X)
pada pilihan jawaban yang sudah tersedia.
1)
Apakah Anda mengetahui budaya Korea
(K-pop) ?
a.
Ya b. Tidak c. Lumayan
2)
Apakah Anda menyukai budaya Korea
(K-pop) ?
a.
Ya b. Tidak c. Biasa
3)
Sejak umur berapa Anda mengenal
budaya Kore (K-pop) ?
a.
> 5 tahun b. > 10
tahun c. > 15 tahun
4)
Berapa kali Anda mendengar atau
menonton hiburan budaya Korea (K-pop) dalam satu minggu ?
a.
Tujuh b. Lebih dari empat c.
Kurang dari empat
5)
Apakah budaya Korea (K-pop)
berpengaruh terhadap etika Anda ?
a.
Ya b. Tidak c. Sangat berpengaruh
6)
Etik apa yang timbul akibat pengaruh
budaya Korea (K-pop) ?
a.
Baik b. Buruk c. Sedang
II.
Jawablah
pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan ada sendiri, dengan cara mengisi pada
kolom jawaban yang sudah tersedia.
1)
Mengapa Anda lebih memilih budaya
Korea (K-pop) dariada budaya Indonesia sendiri ataupun budya negara lain ?
Jawab :
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
2)
Apa yang membuat Anda tertarik pada
K-pop ?
Jawab :
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
3)
Adakah dampak positif dan negatif
setelah Anda mengetahui dan menyuki budaya Korea (K-pop) ?
Jawab : ...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
4)
Bagaimana pengaruh budaya Korea
(K-pop) terhadap etika Anda ? dan seperti apa ?
Jawab :
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
5)
Dengan menjadi seorang K-popers
masih adakah budaya lokal yang anda ketahui (khusunya lagu-lagu nasional) ?
Jawab :
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulsyani. 2007. Sosioogi
Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Satandar
Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah
Atas dan Madrasah Aliyah.
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=593257227, 7 Desember 2015.
Hurlock. 1997. Remaja.
Johnson, Doyle Paul (penerjemah
Robert MZ Lawang). 1986. Teori Sosiologi
Klasik dan
Modern Jilid I & II, Jakarta : Gramedia.
Kuper, Adam (penerjemah Haris
Munandar). 1996. Eksiklopedia Ilmu-Ilmu sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kusmantoro Muhammad, Hesti Jogan,
Eka Yustinah. 2015. Sosiologi Kelas XII.
Klaten: PT Intan Pariwara.
Setyowati Aida, 2014, Pengaruh
Budaya K-pop Terhadap Remaja Indonesia,
Remaja
Indonesia, 7 Desember 2015
Trihartanta, Agung, Eko Sujatmoko.
2012. Kamus Sosiologi. Surakarta: Aksara
Sinerga Media.
assalamualaykum..mbak aku ijin kutip tulisan sebagai salah satu referensi untuk skripsi aku :)
BalasHapusmakasih mbak
iyaa silahkan :)
Hapusbagussss.. izin copast beberapa ya mba untuk bahan proposal :)
BalasHapusterima kasih :)
HapusMbak izin copas beberapa ya soalnya ini keren bgt
BalasHapusbagus , izin kutip sedikit yaa
BalasHapusmbak aku izin copas ya, mau mau nanya mbknya dari universitas mana ya kuliahnya ?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAssalamualaikum mbak, aku ijin copas tulisan sebagai salah satu referensi untuk KTI aku
BalasHapusmakasih mbak:)
Assalamualaikum kak, ijin copas tulisan buat jadi refrensi proposal saya
BalasHapusmakasih udah berbagi tulisannya :)
ijin copas buat tugas sklh yah kak :)
BalasHapusIjin copas ya mbak untuk tugas kuliah saya. Terima kasih banyak ya atas kebaikannya.
BalasHapusAssalamu'alaikum kak, mohon ijin untuk copas tulisannya kak,untuk salah satu referensi proposal teman saya, terimakasih sudah berbagi tulisannya...
BalasHapusIzin ya mbak untuk materi skripsi
BalasHapus
BalasHapusYou Have Nice Contents
"Come to my website to view the contents of my website"
LIGA IDOLA - BANDAR BOLA ONLINE TERBESAR DI INDONESIA HANYA DENGAN 1 USER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME.
Join US ! klik link di bawah ini :
DAFTAR DISINI ---> WWW.LIGAIDOLABET.INFO <---
--> JUDI ONLINE
--> DEPOSIT PULSA
--> PREDIKSI PARLAY JITU
--> EVENT PARLAY
Untuk Info Dan Bonus Menariknya Bisa Hubungi Kami Di Bawah Ini :
WHATSAPP 1 : +62 813-6131-2117
DAFTAR DISINI : BANDAR BOLA
Ayo buruann , mana tau kamu menjadi jutawan setelah bergabung dengan kami ..
--> Group FB PREDIKSI PARLAY MANIA LIGA IDOLA ( GRUP LIGA IDOLA )
--> Instagram = INSTAGRAM LIGA IDOLA
#LIGAIDOLA #LIGAIDOLALOUNGE #BANDARBOLA #DEPOSITMIXPARLAY #LINKALTERNATIFIDOLA #BOLAIDOLA
Kak izin buat referensi tugas Bahasa Indonesia
BalasHapusKak izin buat referensi tugas Bahasa Indonesia
BalasHapuskak ini maksudnya kuantitatif ya? soalnya saya dapat judul sedikit mirip "pengaruh" dan menurut dosen kalo pengaruh itu masuknya kuantitatif bukan kualitatif...
BalasHapusizin untuk referensi tugas ka
BalasHapusizin untuk bahan refrensi tugas ya kak
BalasHapusKeren kak
BalasHapusAku izin copas beberapa kutipan ya makasih sblmnya
hai kak keren bangett
BalasHapusizin copas beberapa kutipan ya kak, terimakasih:)
Hai kak, keren banget, izin copas beberapa kutipan ya ka
BalasHapusk
Mbak izin mengutip yah keren bgt soalnya 🙏🏻✨
BalasHapus